Mimpi seram ini menyiksaku

Suatu hari saya di telpon seorang teman, mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta. Sudah dua hari badannya lemes karena mimpi buruk. Makanpun tidak berselera. Rasanya benar-benar menyiksa mimpinya itu. Ia melihat seorang gadis kecil sedang meminta tolong padanya.
Kebetulan ia memiliki saudara yang katanya 'orang pintar'. "Jangan bantu gadis itu,"kata saudaranya."bahaya buat kamu,"lanjutnya. Teman saya ini merasa kebingungan, apa yang harus dilakukan. Ia takut untuk tidur karena pasti akan mimpi melihat gadis yang tidak dikenalinya.

Kemudian saya bertanya padanya,"adakah yang kau kenali dalam mimpimu itu,apakah itu gambar, benda, tanda atau simbol tertentu?". "Ada," jawabnya. "Apa itu?" tanya saya. "Sebingkai foto," jawabnya." Baiklah, foto apa itu?" "Foto ketika masih TK waktu di Bekasi,"katanya lagi.
Teman saya ini mengenali sebingkai foto yang ada dalam mimpinya. Foto itu masih ada dan sedang diberesin karena dia sekeluarga akan pindahan. Pikiran saya langsung menyimpulkan bahwa ada emosi negatif di masa kecil teman saya ini.
Mulailah saya pandu terapi via telpon. Saya suruh dia mentapping (mengetuk-ngetuk)  bagian wajahnya yang nyaman ia lakukan. Ini merupakan terapi dengan teknik EFT atau (Emotional Freedom Techniques) yang memanfaatkan ketukan pada titik meridian/akunpuntur dan sugesti.
Sambil mengetuk titik meridian di bagian wajahnya, saya minta kepadanya untuk sambil mengucapkan, "Saya terima segala kisah atau cerita masa lalu saya, dan kisah atau cerita orang-orang terdahulu saya yang berefek pada penderitaan, kesedihan dan kemarahan. Saya terima diri saya apa adanya, saya menghargai diri saya sepenuhnya."
Kemudian muncullah awan gelap dalam pikirannya. Saya pun memintanya untuk terus melakukan tapping sambil  mengucapkan,"Meskipun saya melihat awan gelap, saya terima diri saya apa adanya, saya hargai diri saya apa adanya". Awan itu pergi, berganti cahaya terang.
Lalu badannya merasakan tidak nyaman dan saya memintanya melakukan tapping lagi sambil mengucapkan sugesti atau set up yang  biasa dilakukan dalam EFT. Beberapa keanehan muncul setelah itu  dan dapat diselesaikan dengan baik. Hingga sampailah ia melihat gadis yang ada dalam mimpinya itu.
Gadis dalam mimpinya itu ternyata tidak lain adalah dirinya sendiri ketika masih kecil. Ia melihat dirinya ketika masih kecil, kemudian menyusul ia melihat dirinya beranjak besar sampai umur tujuh belasan. Akhirnya saya pun memintanya untuk mengikhlaskan, menerima semua ini  dengan dibantu EFT.
Ketika sesi terapi yang saya pandu lewat telpon ini selesai. Ia merasakan ketenangan dan tiba-tiba ia mengatakan bahwa ada kata-kata orang tuanya yang tidak bisa ia terima selama ini. "Kamu tidak boleh menangis di depan mama dan papa," demikian kata-kata orangtuanya. Sebagai anak kecil ia sebenarnya ingin sesekali menumpahkan keluh kesahnya pada ortunya. Namun, kenyataannya tidak demikian. Iya sangat kesal dengan kata-kata ortunya itu. Terlebih ketika masih  kecil ortunya tidak pernah mendampinginya saat memenangkan lomba atau melihat ketika ia tampil di acara sekolah.
Masa kecilnya menyimpan tekanan batin yang sangat menyiksanya. Sampai-sampai tekanan batin atau emosi negatif itu muncul kembali sekarang.  Gadis kecil dalam mimpinya adalah simbol kemarahan dan rasa tidak menerimanya terhadap sikap ortunya ketika masih kecil.
Melalui kisah terapi ini kita pun belajar bahwa hati-hatilah dalam berkata-kata. Terlebih jika diucapkan kepada anak kecil. Perkataan membentuk program pikiran dan membentuk perilaku. Jika berkata baik, baguslah dampaknya. Jika buruk, jeleklah dampaknya.
Terima kasih ya Allah atas pengalaman ini. Menjadikanku semakin memahami pikiran,perilaku dan kata-kata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal pikiran bawah sadar?

Apa itu Hipnoterapi?

Hipnoterapi dalam Islam